Kamis, 12 Juni 2008

Flickr

This is a test post from flickr, a fancy photo sharing thing.

Rabu, 04 Juni 2008

FPI (front pembela dirinya sendiri)

gila2an...

knapa si 'bu' k0q ky gt???

kurang kerjaan kali y??

mulai dari kasus inul dan kasus playboy yg bagi aq muna bgt!!

humph...

n0w mreka mukulin aliansi kebangsaan..

ck..ck..ck..

tamu g diundang yg ngrusak hari Pancasila..

sadar donk 'Bu'

kalian menjelekkan image kalian sendiri..

kan kasian orang-orang yang kalian pukulin gt..

tapi aq yakin Tuhan pasti akan ngebalas semuana..

aq setuju banget kalo kalian dibubarin..

karna jujur aja, aq udh survey sama orang2 Islam lainnya, mereka rata2 jg g suka sama kalian..

huikz..

Peace for Indonesia without FPI tentuna..

ini negara Pancasila 'bu'

jangan radikal g tau aturan dunk..

hidup Indonesia......

muach2

(maaf yapz kl0 ada yg tersinggung..niy dr hati yg paling dalam..huikz)

Rabu, 21 Mei 2008

KWI

Dialog Kebangsaan di Tengah Masalah Pluralitas
Perbedaan Bukan Kelemahan, Melainkan Kekuatan

Pancasila rumah kita
Rumah untuk kita semua
Nilai rasa Indonesia
Rumah kita selamanya
Untuk semua puji namanya
Untuk semua cinta sesama
Untuk semua keluarga menyatu
Untuk semua bersambung rasa
Untuk semua saling berbagi
Untuk semua insan sama dapat sama rasa
Oh.. Indonesiaku… (Franky Sahilatua)

Dua meja menghadang tamu-tamu Dialog Kebangsaan. Sebelum memasuki ruang serba guna Gereja Katolik St. Yakobus, para tamu harus mengisi album tamu yang diletakkan di atas meja itu. Tepat pukul 10.00 WIB, Franky Sahilatua membuka acara yang dimotori oleh Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan Konferensi Wali Gereja (KWI) dengan nyanyian merdunya. Dialog Kebangsaan. Bersama Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Daniel Sparingga ini dihadiri oleh berbagai pihak seperti Uskup Herman Yosef, FKUB, perwakilan semua keuskupan di Indonesia kecuali Keuskupan Maumere, tokoh-tokoh agama lain dan para penganut kepercayaan yang berada di Surabaya. Romo Nardi Atmojo menjadi moderator untuk acara forum tersebut. Dosen Kitab Suci ini sangat pintar mengantarkan pembicaraan ke masalah kebangsaan yang saat ini sangat memprihatinkan kondisinya. Sebagai contoh konkrit yang dibahas pada permulaan dialog nasional paling akbar tahun 2008 ini adalah masalah kenaikan harga BBM. Sri Sultan mengatakan bahwa kita sebagai masyarakat awam tidak akan pernah tahu kapan harga BBM ini akan naik.

Pemerintah yang mempunyai hak untuk mengurangi subsidi BBMnya sehingga rakyat yang menanggung kenaikannya. Dengan berbagai alasan seperti kenaikan harga minyak dunia, pemerintah dengan seenaknya menaikkan harga BBM di Indonesia. Padahal harga minyak dunia bisa berubah lebih tinggi lagi dari yang sekarang. Pemerintah tidak menjalankan suatu solusi untuk menyelesaikan masalah, tetapi hanya mengikuti perkembangan dunia saat ini saja. Lalu mau dibawa kemana bangsa kita ini?

Menurut Daniel Sparingga, Sosiolog Universitas Airlangga, Indonesia memang memiliki permasalahan yang kompleks, bukan dari sisi ekonominya saja namun juga sisi sosial kemasyarakatannya. Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa, etnis dan budaya sangat rentan dengan masalah sosial ini. Indonesia yang multikultur menyebabkan masyarakatnya hanya melihat sisi kepentingan pribadinya saja. Contohnya banyak peraturan pemerintah yang sudah menyimpang misalnya beberapa daerah yang memiliki Syarikat Islam. Hal ini tentu saja berlawanan dengan Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa Indonesia bukan merupakan negara agama tertentu, atau dapat disimpulkan bahwa Indonesia tidak didasarkan pada peraturan agama tertentu.

Kita sebagai umat Kristiani yang merupakan kaum minoritas sangat sulit bergerak di lingkungan kita pada umumnya. Dialog yang dijembatani oleh Konfrensi Wali Gereja iini memberikan solusinya pada kita. Sultan Hamengku Buwono X yang masih memiliki visi kebangsaan mengatakan bahwa seharusnya kaum minoritas di negri ini melindungi dan mendukung kaum minoritasnya. Agar dengan adanya rasa aman yang diciptakan dapat membuat hubungan antar umat beragama menjadi rukun dan damai. Dewasa ini penafsiran terhadap agama semakin sempit. Namun kita sebagai umat beragama tidak boleh saling menggunakan kitab suci masing-masing untuk memaksakan kehendak pada orang lain. Kitab suci sesungguhnya untuk membuat orang berbudi luhur. Dialog ini bertujuan untuk membantu kita agar dapat lebih membuka mata akan kondisi kebangsaan kita saat ini. Dialog yang mayoritas dihadiri oleh kaum laki-laki ini juga menjelaskan tentang unsur bela rasa yang harus lebih dikembangkan dalam hidup antar umat beragama. Bangsa kita saat ini sedang bersedih hati karena kondisi yang penuh dengan ketidakpastian, oleh karena itu kita sebagai umat beragama harus saling mendukung agar dapat keluar dari masalah-masalah yang kompleks ini. SARA (Suku, Agama dan RAs) bukanlah sesuatu yang menakutkan kecuali dipakai untuk suatu pertentangan.

Kita berada dalam kondisi sepuluh tahun sesudah reformasi dan seratus tahun kebangkitan nasional. Sekarang penjajahan bermodel baru, bukan melalui fisik namun lebih ke arah sosial politik. Bangsa kita sekarang memiliki budaya yang sangat buruk yaitu budaya konsumtif. Sebagai orang-orang negri ini kita seharusnya sadar akan kondisi yang memprihatinkan ini. Daniel Sparingga juga menambahkan bahwa ini adalah hari-hari yang menentukan 20 tahun ke depan apakah bangsa Indonesia bisa maju atau malah akan hancur. Indonesia adalah negara Bhinneka Tunggal Ika dimana terdiri atas berbagai macam suku, etnis, agama, kebudayaan, dan lainnya. Pemimpin Indonesia, dalam arti ini bukan berarti selalu presiden, harus bisa memahami rakyatnya dan eksistensinya pun harus tidak dibelakangi oleh kepentingan pribadi atau golongan tertentu. Sri Sultan menuliskan tugas kepemimpinan pemanggul Pluralisme bangsa yaitu harus secara konsisten melakukan aksi, dan bukan sekedar mengejar dan mempertahankan posisi saja.Dialog yang diadakan pada tanggal 15 mei 2008 ini sangat berguna untuk membuka wawasan kita dalam memilih pemimpin yang benar kelak. Sesungguhnya kekuasaan yang didapat adalah untuk tidak diperebutkan namun merupakan amanah yang diberikan dan harus dijalankan sebaik-baiknya. Romo Eko Budi Susilo selaku ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Surabaya juga menambahkan bahwa dialog ini dapat membuka wawasan kita dalam dunia politik dan sosial. Sebagai orang Katolik kita harus menunjukkan nilai-nilai Kristiani kita. Kita harus berlaku jujur dan disiplin agar dapat dipercaya walaupun kita adalah minoritas. (she_sky)






Rabu, 23 April 2008

DEMI HOBI, BERBURU FOTO SURABAYA KE NEGERI ORANG


Anak Surabaya yang Menghargai Kotanya

Surabaya yang dikenal sebagai Kota Pahlawan memiliki sejuta kisah perjuangan arek – arek Suroboyo. Bangunan – bangunan Surabaya tempo dulu lah yang menjadi saksi bisu yang kini tidak dihiraukan lagi eksistensinya.
________________________
FRANSISKA WINOTO, Surabaya
________________________
Surabaya adalah ibukota provinsi Jawa Timur dan dapat dikatakan merupakan kota termaju kedua di Indonesia. Patung “Suro” dan “Boyo” menjadi simbol kota ini. Berbagai macam peristiwa sejarah yang terjadi di Surabaya menyebabkannya dijuluki sebagai Kota Pahlawan. Di Surabaya sangat mudah ditemui bangunan atau gedung-gedung peninggalan sejarah. Jumlahnya banyak tapi sungguh sayang sekali sangat tidak dirawat. Kondisinya memprihatinkan, padahal bangunan atau gedung bersejarah ini sangat penting artinya bagi sejarah bangsa Indonesia.
Kurangnya respon dari masyarakat dan pemerintah sendirilah yang menjadi pemicu semuanya ini. Namun tidak bisa dipungkuri bahwa pemerintah sudah turut ikut campur dalam masalah pembudidayaan ini. Akan tetapi ikut campurnya pemerintah hanya terlihat setengah hati saja. Masyarakat Surabaya sendiri kurang menganggap penting bangunan – bangunan bersejarah yang seharusnya menjadi kebanggaan mereka.
Apabila kita melihat lebih jauh keberadaan Balai Pemuda, Tugu Pahlawan, Monumen Bambu Runcing, atau Jembatan Merah, maka kita dihadapkan pada kenyataan bahwa mereka hanya sebagai pemanis kota belaka. Terlebih bangunan Stasiun Kota Semut yang sudah berdiri sejak jaman Belanda tetapi sekarang kondisinya mengenaskan dan hampir digusur. Lain halnya dengan Hotel Majapahit yang dikelola oleh swasta terlihat lebih terawat dibanding dengan bangunan bersejarah lainnya.
Ditengah keacuhan masyarakat Surabaya akan nasib sejarah kotanya, adapun seorang biasa yang sangat memperhatikan perkembangan bangunan bersejarah di Surabaya ini. Dia sangat menghargai kota kelahirannya itu. Berangkat dari hobinya mengumpulkan perangko, Pak Said menemukan sisi lain dari postcard yang ia dapatkan saat berada di Belanda. Dari postcard tersebut, ia menemukan foto salah satu sudut Kota Surabaya tempo dulu dimana Pak Said sangat familiar dengan daerah tersebut. Ternyata daerah tersebut merupakan lokasi toko milik orang tuanya pada waktu ia kecil. “Menurut saya bangunan – bangunan di Surabaya ini sangat menarik sekali terutama segi arsitekturnya, tata kotanya dan jalanannya”, tambah bapak yang memiliki tiga putra ini.
Setelah menyadari keunikannya itu, Pak Said mulai mencari postcard – postcard yang bergambar foto Kota Surabaya tempo dulu hingga ke luar negeri. Rata – rata umurnya sudah hampir 70 tahun. Yang mengherankan kondisi foto – fotonya masih bagus dan masih terlihat baru walaupun sudah menguning. “Ada keasikan sendiri ketika melihat foto – foto itu, dulu ada sekarang ga ada atau dulu ga ada sekarang ada” tutur Pak Said dengan semangat sambil sibuk menunjukkan koleksi foto – foto bangunan tempo dulu yang kini sudah bernilai sejarah itu. Pak Said juga mengatakan bahwa koleksi fotonya itu bernilai cukup tinggi. Apabila dirupiahkan, satu album penuh berisi kurang lebih 300 lembar koleksi bisa bernilai 60 jutaan rupiah. Kaget adalah perasaan kita ketika mendengar ungkapannya. Album yang berisi postcard bergambar foto – foto bangunan bersejarah Surabaya itu sangat berharga walaupun sudah berumur. Mantan gubernur Jawa Timur Soelarso tau akan keunikan kotanya itu, ia pernah membeli koleksi Pak Said.
Arek Suroboyo ini juga mengatakan koleksinya itu dapat membantu masyarakat yang ingin mengetahui kondisi Surabaya tempo dulu, terutama bangunan – bangunan bersejarahnya. “Biasanya tamu yang datang ke rumah, terutama yang tua – tua, saya suguhi album ini terus saya tinggal dua jam gitu masih betah mereka liat”, tambah Pak Said sambil tertawa.
Ketika ditanya alasan kenapa menjadi pemerhati bangunan bersejarah di Surabaya, Pak Said mengatakan karena dia adalah orang Surabaya asli yang lahir dan tumbuh di Surabaya. Ia bangga dengan sejarah dan kebudayaan kota kelahirannya ini. “Dulu tukang potretnya lebih milih Surabaya daripada kota lainnya seperti Semarang, Jogja, maupun Batavia sebagai obyek fotonya. Berarti Kota Surabaya ini punya nilai tersendiri dibanding kota – kota lainnya”, cerita Pak Said. Teman – teman Pak Said juga mengakui struktur bangunan Kota Surabaya yang lebih artistik dibanding kota lainnya.
Pemilik nama lengkap Said Faizal Bashmelle, ini mengaku sudah memiliki hampir 2000 macam foto Kota Surabaya tempo dulu dalam bentuk postcard. Mulai dari Tanjung Perak sampai Kalimas, Surabaya bagian tengah sampai Surabaya bagian utara juga dimilikinya. Ketika ditanya bagaimana kondisi bangunan bersejarah di Surabaya saat ini, raut wajah Pak Said langsung berubah. Ia terlihat seperti terbebani masalah berat. “Ya kita memang ga bisa apa – apa, yang punya gawe kan pemerintah kotanya. Kita hanya bisa seperti ini saja”, kata Pak Said. Ucapan Pak Said sangat relevan dengan kenyataan yang ada saat ini. Pemerintah Kota Surabaya terlihat kurang tegas dalam menyusun Peraturan Daerah. Misalnya saja Perda nomor 5
tahun 2005 tentang pelestarian bangunan dan lingkungan cagar budaya, hanya memberikan sanksi kepada pelanggarnya dengan ancaman hukuman maksimal tiga bulan dan denda 50 juta rupiah saja. Akibat ketidakseriusan aturan ini, Surabaya banyak kehilangan bangunan bersejarah akibat ulah orang – orang yang tidak bertanggung jawab.
Diwawancarai di tengah kesibukannya menjaga pameran barang – barang kuno dan foto – foto kuno di Convention Hall Tunjungan Plaza III, ia bersama pemerhati lainnya ikut berpartisipasi dalam hal menjaga kelestarian dan pengetahuan sejarah bangunan kota Surabaya tempo dulu. Hanya caranya saja yang berbeda, ia lebih tertarik untuk mengabadikan potret – potret bangunan bersejarah di Surabaya tempo dulu melalui postcard yang telah ia kumpulkan 5 tahun terakhir ini.
Yang lebih membanggakan lagi, Pak Said sangat serius dalam mengumpulkan postcard – postcard tersebut. Mulai dari kota – kota kecil seperti Malang, Magelang, Gresik, Jember, Jogja, Solo hingga sampai ke luar negeri seperti Belanda, Perancis, Brazil, Hongaria, dan Ceko. Menurutnya postcard – postcard ini bisa sampai sana karena penduduk dari kota Surabaya tempo dulu sangat menghargai kotanya. Hal ini terbukti apabila mereka mengabarkan sesuatu kepada kerabatnya, mereka menggabarkannya di balik kartu pos bergambar itu. Oleh karena itu sangat ironis bagi kita yang hidup di Surabaya modern ini tetapi tidak menghargai kotanya sendiri.
Surabaya adalah Kota Pahlawan, tapi dalam kenyataannya banyak peninggalan – peninggalan dan bangunan - bangunan tua yang memiliki nilai sejarah terbengkalai begitu saja. Keterbengkalaiannya ini lama kelamaan dapat mengaburkan makna Surabaya sebagai Kota Pahlawan. (she_sky)

KETOPRAK, LARIS MANIS DI KOTA PAHLAWAN

Berbahan sederhana namun bisa membius warga Surabaya.
Ketoprak mulai disukai sebagai makanan tradisional yang murah dan enak.
________________________
FRANSISKA WINOTO, Surabaya
_________________________
Ketoprak adalah salah satu jenis masakan khas Indonesia yang berasal dari Jawa Barat. Ketoprak sangat populer di daerah asalnya. Warga Jakarta juga sangat tidak asing dengan makanan berbahan baku ketupat ini. Selain ketupat, sayuran yang mejadi komponen utamanya adalah tauge. Sedangkan bahan pelengkap lainnya adalah tahu dan bihun. Ketoprak mempunyai ciri khas yang sangat terasa yaitu dilengkapi dengan saus kacang, kecap, dan taburan bawang merah goreng. Bau bumbu kacang bercampur bawang putih sangat kuat dan tidak dapat dipisahkan dari makanan ini. Rasa gurih dari kacang bercampur manis dari gula merah dan harum dari bawang putih menyebabkan makanan ini memiliki nilai tersendiri dibandingkan makanan tradisional lainnya.
Panas pagi itu tidak menghalangi warga Surabaya yang juga sudah terlanjur jatuh hati pada Ketoprak. Mereka dengan rela mengantri dan menunggu untuk mendapatkan makanan tradisional buatan orang Jawa Barat tersebut.


Walaupun tidak sepopuler di kota asalnya namun bagi orang yang mengantri pagi itu, ketoprak bisa dijadikan alternatif pilihan sarapan pagi. Ketoprak masih terbilang baru di Surabaya. Peredarannya masih belum merata. Masih banyak orang yang belum pernah mencoba makanan ini. Bahkan masih sedikit yang mengetahui keberadaan makanan yang sangat sederhana ini di Surabaya.
Tak kenal maka tak sayang, itulah ungkapan yang tepat bagi mereka yang belum
mencoba jajanan satu ini. Namun apabila sekali mencobanya dijamin akan ketagihan dan ingin mencobanya lagi. Menurut Pak Mochtar penjual ketoprak di daerah Surabaya Selatan ini, bumbu kacangnya sangat khas dan berbeda dengan bumbu kacang pada umumnya dapat membuat kita ketagihan.
Kacang yang telah digoreng dihaluskan secara manual tanpa bantuan mesin, lalu dicampur dan diulek langsung di piring yang sudah disediakan. “Harus diulek di piring loh mbak, itu ciri khasnya” ungkap bapak satu anak ini. Memang terasa aneh namun itulah rahasianya. Bumbu kacangnya terlebih dahulu dibuat dan diramu, tidak lupa diberi air untuk lebih mencairkan. Setelah siap tahu yang sudah digoreng setengah matang dipotong – potong di piring yang berisi dengan bumbu tersebut. Setelah itu lalu ditambahkan ketupat, tauge, dan bihun. Lontong ketupatnya juga sangat khas dan tidak sembarangan. Mereka harus dibungkus dengan daun janur kuning dan itulah rahasia kedua yang membuatnya semakin istimewa. Namun menurut Pak Mochtar mencari janur kuning di surabaya ini sangat sulit, akibatnya ia harus berusaha keras untuk tetap mencarinya ke mana – mana agar masakannya ini tetap terjaga nilai keasliannya. Setelah semuanya siap lalu campuran itu diberi kecap dan bawang goreng sebagai sentuhan akhir. Tidak lupa juga diberi kerupuk sebagai pelengkapnya.
Sambil sibuk membuat pesanan orang, Pak Mochtar juga tidak lupa menjelaskan tentang asal – usulnya. Awalnya pedagang asal Cirebon ini tidak sengaja terdampar di Surabaya. Krisis moneter yang berkepanjangan di Jakarta pada tahun 1998, menyebabkan Pak Mochtar beserta keluarganya hijrah ke Surabaya untuk mencari pekerjaan baru. Sesampainya di Surabaya, mantan kuli bangunan ini, mempunyai ide untuk berjualan ketoprak mengikuti jejak orang tuanya. Bermodal uang kurang lebih satu juta rupiah, ia mulai merintis usahanya dengan berjualan makanan tradisional Jawa Barat ini. Dulu pada awalnya ia berkeliling ke mana – mana untuk mencari pelanggan, namun sekarang pelangganlah yang mencarinya. Sekarang bertempat di pinggir jalan Raya Waru sebelum Terminal Bungurasih, Pak Mochtar memajang gerobaknya. Akibatnya orang – orang sudah tidak bingung mencari – cari lagi di mana makanan sederhana ini berada.
Ketoprak dipilih oleh Pak Mochtar karena ia merasa di Surabaya masih sedikit orang yang berjualan Ketoprak. Namun menurut keterangan pelanggan Pak Mochtar, sebenarnya penjual ketoprak di Surabaya selain kepunyaan Pak Mochtar, juga cukup banyak penjual Ketoprak lainnya, akan tetapi rasa yang dijual sangat berbeda. Ketoprak Pak Mochtar memiliki rasa bumbu yang ‘menggigit’. Saat ditanyakan tentang keunggulan Ketopraknya Pak Mochtar menyahut, “Mungkin tangannya yang beda, jadi rasanya juga beda”. Uniknya walaupun sudah 10 tahun berjualan Ketoprak, namun beliau beserta keluarganya sangat jarang makan Ketoprak buatannya sendiri. Kira – kira kalau dihitung, paling banyak hanya sekali dalam 1 bulan.
Ketoprak milik Pak Mochtar tersedia setiap hari dari jam 7 pagi sampai jam 11 siang saja. Hal ini disebabkan karena Ketoprak ini cepat habis diborong penggemarnya. Pada saat diwawancarai pun terlihat seorang Ibu tergesa – gesa mengambil pesanan Ketopraknya. Selidik punya selidik Ibu yang terlihat tergesa – gesa masuk ke mobilnya itu baru saja membeli 12 bungkus Ketoprak Pak Mochtar. Setiap harinya Pak Mochtar mampu menghasilkan uang kurang lebih Rp. 300.000,- dari hasil berjualannya. Apabila dihitung per piring mungkin sekitar 70 sampai 80 piring per harinya.
Cukup sukses memang usaha Ketoprak ini. Rasanya yang legit dan gurih memberikan kesan tersendiri bagi penikmatnya. Namun dibalik kesuksesannya itu Pak Mochtar memiliki keinginan yang mulia terhadap Ketoprak bikinannya. Ia ingin menjaga kelestarian Ketoprak bikinannya agar tetap terjaga keasliannya. “Kalau di Jakarta sudah dicampur dengan tempe dan kentang, namun aslinya ya kaya gini ini” . Semoga saja cita – cita mulianya untuk melestarikan makanan tradisional ini dapat terwujud. (she_sky)

Rabu, 09 April 2008

SEMANGAT HIDUP PEMIJAT TUNANETRA

“Saya sebenernya kepengen pinter bahasa inggris tapi ngga kesampaian. Seandainya saya ke Bandung, mungkin terlaksana.”

_______________________
FRANSISKA WINOTO, Surabaya
_______________________
Seorang ibu paruh baya terlihat sedang berjalan dengan dituntun turun oleh seorang tukang becak langganannya. Ia menggunakan kacamata hitam dan memakai kaos nyaman serta tidak lupa untuk selalu membawa tasnya. Tentu saja tas itu sangat penting baginya karena berisi minyak pijat. Kacamata hitamnya terlihat rusak akibat pertengkaran semalam. Ternyata pada malam harinya ia baru saja dipukuli oleh saudaranya sendiri. Apa daya seorang tuna netra mau melawan tendangan adik kandungnya sendiri. Sungguh malang memang nasibnya, selain menjadi tulang punggung keluarga, ia masih harus mendapatkan tekanan dari keluarganya. Pada saat merintih kesakitan dan menahan pendarahan akibat diserang adiknya semalam, sambil menangis dalam hati ia berkata, “Kenapa saya ini kok ga ngeliat… Kalau saya bisa ngeliat, disiksa sama saudara sendiri itu ngga mungkin.” Tapi itu hanya emosi jiwa sesaat Nur, setelah itu ia menyesali sendiri apa yang telah ia pikirkan. Ia kembali ingat kepada Tuhan, yang telah menciptakannya.

Ibu yang memiliki nama lengkap Nur Fadillah ini bekerja sebagai tukang pijat keliling. Biasanya ia beroperasi di perumahan Delta Sari dan sekitarnya. Masa lalunya sangat suram, setelah menikah dengan suami pertamanya, yang juga tuna netra, ia dikhianati dan ditinggalkan begitu saja. Suaminya selingkuh dengan wanita lain yang juga tuna netra. Sejak itu semangat hidupnya langsung hilang. Sebenarnya dia tidak buta sejak lahir, namun karena ditinggalkan suaminya pada saat hamil tua anak kedua, ia menjadi sering menangis selama 3 bulan lamanya. “ya gara – gara itu, saya nangis trus. Mata saya membesar lama – lama kaya gunung mbak” Akibat terlalu sering meneteskan air mata itulah, matanya menjadi bengkak dan akhirnya tidak bisa melihat wajah anaknya lagi. Menurut diagnosa dokter, ia menjadi buta karena matanya terlalu banyak meneteskan air mata.

Sebagai manusia biasa, ibu dari 2 anak ini juga pernah berusaha untuk mengakhiri hidupnya. Dulu pada saat ia baru saja ditinggal oleh suaminya, setiap malam ia menangis dan depresi. Oleh karena itulah ia akhirnya berpikir untuk mengakhiri hidupnya dengan sebilah pisau namun selalu gagal. Selalu saja ada gangguan dari anaknya yang paling kecil entah itu menangis maupun tersadar pada waktu tidur malam. Ia sudah mencoba untuk bunuh diri sebanyak 3 kali dan selalu digagalkan oleh anak bungsunya. “Lha iya, tiap kali mau bunuh diri itu, anak saya mesti kaya ngerti gitu, trus nangis.” Setelah percobaan yang terakhir, akhirnya ia menjadi sadar dan berusaha untuk bangkit dari kesedihannya. Semangat hidupnya telah kembali lagi demi anak – anaknya.

Nur memiliki cita – cita yang mulia, yaitu menjadi guru bahasa inggris. Di Bandung ada sebuah yayasan tunanetra yang mengajarkan tentang bahasa inggris. Namun karena keterbatasan biaya, ia gagal untuk mewujudkan impiannya itu. Akhirnya ia hanya mampu untuk pergi ke Malang dan belajar di yayasan PRPCN (Panti Rehabilitasi Pendidikan Cacat Netra). Ini pun hanya merupakan kehendak Nur sendiri, tidak ada satupun keluarganya yang mendukung Nur. Yayasan ini mengajarkan cara memijat bagi tunanetra pada Nur. Selain diajari memijat, ia juga diajari ketrampilan menjahit. Berbekal kemampuannya itulah, ia terus melanjutkan hidupnya demi anak – anaknya. Dari penghasilannya, ia mampu untuk menghidupi keluarganya. Ia juga mampu untuk menyekolahkan anak – anaknya hingga sekarang.

Namun kemalangan tidak juga lepas dari hidup Nur. Tidak jarang uang hasil jerih payahnya dirampas oleh adik kandungnya sendiri. Bahkan ia juga pernah hampir diperkosa. Tidak hanya sekali tetapi berkali – kali, baik oleh tetangganya sendiri maupun oleh pasiennya. Ia juga sering ditipu oleh tukang becak dan tukang sayur dekat rumahnya. Untung semangat hidup Nur tidak pernah pupus, ia tetap melanjutkan pekerjaan sebagai tukang pijat tunanetra. Sebenarnya nur lebih suka tidak dibayar daripada dibohongi oleh pasiennya. Rumahnya juga pernah dimasuki maling, maling itu tidak hanya ingin hartanya saja, tetapi juga tubuhnya. Untung saja para tetangga mendengar teriakannya dan langsung menolongnya.

Suatu ketika ia menemukan seorang pria yang ingin menikahinya. Ia mengaku, “Klo ga punya suami dilecehkan sama orang – orang hidung belang, ya disepelekan.” Namun rumah tangganya yang baru ini juga tidak semulus bayangannya. Kerap kali suaminya sering memukuli anak – anaknya. Karena tidak tahan dengan kelakuan suaminya itu, Nur sempat mengusir pergi suaminya. “Lebih baik ga bersuami daripada kehilangan anak.” Ia juga sering dihina oleh keponakannya sendiri, bahkan dikatai picek. “Biar saja mata saya picek, yang penting hati saya ngga”, balas Nur.

Pada akhirnya ia mengatakan, “Tuhan itu ngga tidur, saya masih dikasih kelebihan walaupun ngga ngeliat.” Bagi dia, Tuhan sungguh baik dan mau memberikan dia sedikit rejeki. Walapun hanya 150 ribu per minggu, namun dari hasil memijatnya itu ia mampu menyekolahkan kedua anaknya sampai sekarang. (she_sky)

Selasa, 08 April 2008

introduce my self

hi..
this is my 1st bl0g...

i'm so nervous..

huahuahua..


Fransiska Winoto


ndut banget!!!


suka mam yg enak2


h0bi minum quickly
(ja5mine milk,g pk e5,ganti jelly+green apple pulp+grape pulp+rainb0w pulp)

lav muet xoxo


snenk sh0pping....bags are mai fav..


chayank kluarga bgt, Lav mai happy little family


ju2r, apa adanya, cerewet


kangen banget ma melica, yasa, arn0 n r0land..miz u all!!!mmmwwaakkzz


pngen h0neym0on d Paris..c0 cuit..what a r0mantic place, isn't it??


i am my 0wn special creati0n


N0 b0dy is the 5ame


i am i, n0t he 0r she, n0r y0u